ILMU SOSIAL DASAR
KATA PENGANTAR
Pertama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat dan hikmah makalah ini bisa saya buat dan selesai. Artikel ini saya buat agar kita dapat memperluas ilmu sosial dasar kita yang ada disekitar kita.
-PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan yang prinsipil.Ilmu sosial dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan hubungan yang harmonis kepada masyarakat.Ilmu sosial dasar menyajikan pemahaman mengenai hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah—masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif.
-PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR MENURUT PARA AHLI
Peran filsafat ilmu pengetahuan adalah memeriksa sebab akibat dengan bertitik tolak pada gejala ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari menggali tentang kebenaran,kepastian,objektivitas dab abstraksi,intuisi serta dari mana asal dan ke mana arah pengetahuan.Pemetaan wilayah filsafat ilmu dalam lingkungan manusia,meliputi tiga jawaban dari pertanyaan:
1.Apa yang dapat saya ketahui(Epistemologi)?
2.Apa yang dapat saya lakukan(Axiologi)?
3.Apa yang dapat saya harapkan(Ontologi)?
Epistemologi artinya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala empiris (Suriasumantri, 1987:106). Epistemologi sebagai cabang filsafat yang mengkaji hakekat pengetahuan,meliputi empat ciri khas yaitu:
1 Sumber pengetahuan,diperoleh melalui penalaran(rasio)proses dedukasi dan dengan cara pengalaman kongkrit (empiris) proses induksi.keduanya melahirkan kelompok rasionalitas dan empiris,yang oleh Kant disintesakan
2. Batas ilmu pengetahuan,yang diketahui hanyalah gejala yang merupakanpenampakan kesadaran inderawi batas ruang dan waktu.Struktur
3. Struktur artinya ada yang ingin mengetahui sesuatu,subjk yang menilit,serta ada objek yang hendak diteliti.
*PEMIKIRAN TOKOH ILMU SOSIAL (MAX WEBER, KARL MARX, EMILE DURKHEIM)

1. Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir tahun 1864 di Jerman. Ia mendalami ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg. Tahun 1889, max weber membuat disertasi berjudul “a Contribution to the History of Medieval Bussines Organizations”. Karirnya berawal dari dosen ilmu hukum di Universitas Berlin, Universitas Freiburg dan Universitas Heidelberg. Menjelang akhir hidupnya, Weber mengajar di Universitas Wina dan Universitas Munich. Ia juga seorang konsultan dan peneliti.
Pemikiran Weber cukup relevan untuk kondisi masyarakat Indonesia saat ini,dimana Weber menguraikan tentang tindakan individu arti subyektif, tipe ideal, tipe tindakan individu,stratifikasi, tipe otoritas, dan orientasi agama. Pandangan tersebut dapat digunakan sebagai alat analisis untuk menafsirkan pola tindakan masyarakat dewasa ini yang cenderung "unik" dibandingkan dengan pola tindakan sebelum reformasi.
Sebagaimana diketahui ilmu sosial mempunyai perhatian pada masalah kehidupan manusia (individu), kehidupan masyarakat dan berbagai prakonsepsi tentang disiplin ilmu sosial. Akibat perhatian tersebut menghasilakn berbagai refleksi pemikiran dari perjalanan atau pengalaman hidupnya, baik yang berdimensi material maupun spiritual. Perkembangan ilmu sosial berkaitan dengan sistem berpikir, dimana teori dan asumsi yang mendasar senantiasa dalam konteks sejarah dan biografi.
Pokok Pemikiran Weber:
#Tindakan individu dalam arti subjektif. Menurut posisi nominalis termasuk Weber bahwa hanya individulah yang riil secara objektif, sedangkan masyarakat hanyalah satu nama yang menunjuk pada sekumpulan individu. Pemahaman subjektif (verstehen) adalah sebagai metode untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai arti subjektif tindakan sosial. Dalam hal ini yang penting adalah empati: yaitu kemampuan menempatkan diri pada kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan juga situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif.
#Tipe ideal menurut Weber adalah suatu teknik metodologi dengan cara penekanan yang berat sebelah (berpihak) mengenai suatu pokok pandangan atau lebih, sintesa gejala-gejala individual kongkrit, tersebar, sifatnya sendiri-sendiri yang ada atau tidak ada, kurang lebih diatur menurut titik pandang yang diberi tekanan secara berat sebelah ke dalam suatu konstruksi analitis yang terpadu
#Stratifikasi sosial dasarnya adalah ekonomi,budaya dan politik. Ukuran ekonomi dasarnya sumber dalam kesempatan hidup, pemilihan benda untuk memperoleh kesempatan, kondisi komoditas dalam pasar tenaga kerja. Untuk kelompok status dasarnya kehormatan atau prestise
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi negri diharapkan memeiliki 3 jenis kemmpuan yang meliputi Personal,Akademis, dan Kemampuan profesional;
-Kemampuan Personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan miliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kerpribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keragamaan, kemasyarakatan, dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
-Kemampuan Akademis adalah Kemampuan untuk berkomunikasi secara baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, dan analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengindetifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
-Kemampuan Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
2. Karl Marx (1881-1883)

Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Provinsi Rhein, Kerajaan Prussia pada 5 Mei 1818 dan meninggal di London pada 14 maret 1883 (Prussia adalah kerajaan di jerman tahun 1701-1918). Marx adalah seorang keturunan keluarga kelas menengah atas, yang beragama Yahudi. Relevansi pemikirian Marx dewasa ini,berhubungan dengan adanya kecendrungan pergeseran pemikiran dan sikap masyarakat Indonesia dari pandangan masyarakat selaras,serasi,dan seimbang serta stabilitas dan dinamis, ke arah masyarakat yang terbuka,demokratis,bebas menyatakan pendapat, bahkan cenderung menimbulkan konflik akibat pandangan demokrasi yang disalahtafsirkan
Marx dalam hal ini mengajukan pandangan-pandangan tentang asumsi-asumsi kontradiksi dan merupakan proses yang terus menerus sebagai bahan dialektika.Semua masyarakat dalam keadaan bergerak sebab mengandung unsur-unsur kekuatan yang saling bertentangan. Masyarakat terdiri dari oposisi-oposisi yang terus berjuang untuk mencapai suatu kedudukan tertentu. Revolusi untuk memperoleh perjuangan tersebut adalah dapat dicapai melalui sintesis baru yang akhirnya tiada lain adalah pertentangan.
Beberapa asumsi struktural konflik yang diajukan Marx antara lain:
#Fenomena dunia sosial adalah berkarakter selalu mengalir dan berubah, dengan perubahan yang teratur, seragam dan rutin. Pola-pola perubahan fenomenal sosial diperlihatkan pada hubungan sosial manusia dalam keteraturan ekonomi, seperti perlunya meningkatkan nafkah kehidupan yang berat dan berdampak pada seluruh struktur masyarakat.
#Keanekaragaman kehidupan manusia dan perilaku dibentuk oleh institusi sosial baik itu primitif atau feodal dan kapitalis.
#Dasar filosofinya adalah materalisme sejarah.
Pokok-Pokok Teori dan Pemikiran Karl Marx yang terkenal diantaranya adalah:
#Teori Matrialisme Historis ; Bukanlah ide yang akan menentukan realitas, akan tetapi realitas sosial yang akan menentukan cara bagaimana manusia berfikir.
#Metode Dialektika ; Dialektika adalah sebuah proses dimana elemen antar individu ataupun kelompok saling bersitegang dan berlawanan dalam memaknai sebuah posisi sosial ataupun sudut pandang argumentasi.
#Teori Nilai Lebih ; Sistem kapitalisme bagi Marx tak ubahnya seperti alat penindasan dan perbudakan baru di zaman modern.
#Teori Alienasi / Keterasingan ; Alam produksi kapitalisme selalu menciptakan kesengsaran terhadap buruh. Buruh bekerja siang dan malam mereka selalu diberi target produksi yang cukup tinggi yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
#Teori Perjuangan Kelas ; Marx merumuskan hal-hal yang harus dilakukan oleh buruh untuk melakukan kegiatan perlawanan dan mengorganisir gerakan untuk menjatuhkan sistem kapitalisme.
Karl Marx adalah seorang rendah hati dan berjiwa humanis, ia pernah berkata bahwa “filsuf hanya menggambarkan tentang bagaimana dunia, padahal yang dibutuhkan adalah bagaimana cara mengubah dunia.” Ketika melihat Marx kita harus mengetahui apa yang ingin ia sampaikan dan ide-idenya tentang masyarakat humanis
3.EMILE DURKHEIM (1858-1917)

Lahir di Epinal propinsi Lorraine, Perancis Timur pada tanggal 15 April 1858. Dia termasuk dalam tokoh Sosiologi yang memperbaiki metode berpikir Sosiologis yang tidak hanya berdasarkan pemikiran-pemikiran logika filosofis tetapi Sosiologi akan menjadi suatu ilmu pengetahuan yang benar apabila mengangkat gejala sosial sebagai fakta-fakta yang dapat diobservasi.
Dia dilahirkan dalam keluarga agamis namun pada usia belasan tahun minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis. Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure setelah sebelumnya gagal dalam ujian masuk. Di Universitas tersebut dia merupakan mahasiswa yang serius dan kritis, kemudian pemikiran Durkeim dipengaruhi oleh dua orang profesor di Universitasnya itu (Fustel De Coulanges dan Emile Boutroux).
Setelah menamatkan pendidikan di Ecole Normale Superieure, Durkheim mengajar filsafat di salah satu sekolah menengah atas (Lycees Louis-Le-Grand) di Paris pada tahun 1882 sampai 1887. Kemudian masih pada tahun 1887 (29 tahun) disamping prestasinya sebagai pengajar dan pembuat artikel dia juga berhasil mencetuskan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang sah di bidang akademik karena prestasinya itu dia dirgai dan diangkat sebagai ahli ilmu sosial di fakultas pendidikan dan fakultas ilmu sosial di universitas Bourdeaux.
Pemikiran Durkheim tentang masyarakat dapat digunakan sebagai alat analisis kondisi masyarakat Indonesia pascareformasi (tahun 1998), yang menghadapi problem integrasi sosial. Durkheim dalam pemikirannya mengajukan pandangan tentang penafsiran masyarakat yang terintegrasi (solidaritas sosial), makna moral, kondisi hukum dan kondisi masyarakat anomi (tiada moral).
Problem sosial yang dihadapi Durkheim menjelang abad ke-19, adalah cepatnya pertumbuhan industri dan terjadinya destruksi masyarakat akibat konflik antar kelompok, antara kelompok greja dan negara, politik antiSemit dan tumbuhnya kelompok sosialis dan peristiwa "dreyfus" serta timbulnya unsur sosial baru. Akibat demikian timbul minat Durkheim untuk mengintegrasikan masyarakat(Perancis) dengan isu utama "solidaritas sosial".
Teori-Teori Menurut Durkheim
1. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanik ini adalah masyarakat atau kelompok sosial yang didasarkan pada kesadaran kolektif,kebersamaan, dan hukum yang bersifat menekan. Ikatan dalam solidaritas mekanik terjadi karena kesamaan aktivitas dan merasa memiliki tanggung jawab yang sama, sehingga ikatan nya sangat erat. Solidaritas mekanik dibentuk oleh hukum represif. Hukum represif sendiri adalah hukum yang sifatnya mendatangkan penderitaan pada pelanggar. Sanksi nya sendiri bisa berupa perampasan kemerdekaan pada hidupnya.
2. Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah masyarakat yang didasarkan pada ketergantungan antar individu dan adanya spesialisasi pekerjaan . Dalam solidaritas organik motivasi nya biasanya karena ada faktor ekonomi seperti misalkan karena ia memiliki peran dalam sebuah kelompok atau masyarakat ia menginginkan gaji atau setidaknya balas jasa. Jadi dalam kegiatannya selalu berhubungan dengan faktor ekonomi dalam soldaritas organik ini.
Solidaritas organik juga dibentuk oleh hukum restitutif. Hukum restitutif ini tujuannya adalah hanya untuk memulihkan keadaan seperti semula, sebelum terjadinya kegoncangan akibat dari adanya kaidah yang dilanggar. Kaidah-kaidah tersebut menyangkut hukum perdata, hukum dagang, hukum administrasi, hukum Negara, hukum administrasi dan hukum Negara.
Kesimpulan tokoh parah ahli : Menyimpulkan pada ilmu sosial dasar yang mewujudkan keharmonisan pada masyarakat sekitar pada ruang lingkup politik, agama, ekonomi, budaya dan politik. Bertanggung jawab pada masalah yang dituju
-LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DASAR

Latar belakang diberikannya ilmu sosial dasar (ISD),adalah banyaknya kritik yang ditujukan kepada sitem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikawan, terutama sarjana pendidikan, sosial, dan kebudayaan. mereka menganggap sistem pendidikan yang sedang berlangsung ini berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintahan belanda, yaitu kelanjutan dari "POLITIK BALAS BUDI" (etische politiek) yang dianjurkan oleh Cornard Theodore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasikan bertenaga-tenaga terampil untuk menjadi "TUKANG-TUKANG" yang mengisi birokasi mereka di bidang administrasi, perdagangan teknik dan keahlian lain, dengan tujuan eksplotasi kekayaan negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengatahuan keahlian secara khusus dan mendalam (spesialisasi), sehingga wawasannya sempit. Padahal, sumbangan pemikiran adanya komunikasi ilmiah antardisiplin ilmu diperlukan dalam berbagai masalah sosial masyarakat.Hal lain ialah, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang "ELITE" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menara gaing yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana. Sebagai upaya mengatasi kegusuran para cendikawan tersebut, diberikanlah ilmu sosial yang diterapkan
-TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu sosial dasar bertujuan membantu kita membuka pikiran dan wawasan dan kepribadian agar memproleh wawasan yang lebih luas, dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam mengahadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pengulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
-MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR
Kehidupan manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan masalah kepada sosial. Masalah sosial ini timbul akbiat dan hubungan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dengan adadnya konflik dan perbedaan pendapat dalam masalah penduduk, sifat kependudukan, perkembangan kota, atau pun perkembangan sifat kebudayaan, dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Kedisplinan tergolong dalam ilmu sosial tentang hakikat masyarakat dengan prespektif yang berbeda-beda. Maka terdapat bermacam ragam keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya hal ini telah disadari oleh NISBET (1961), Bahwa cara-cara untuk melihat masyarakat dan memahaminya hampir dapat dikatakan tidak ada batasnya.
A. MASALAH-MASALAH SOSIAL Masalah-masalah sosial hambatan untuk mencapai apa yang diinginkan. Masalah-masalah tersebut bermacam-macam dari masalah moral, sosial, politik, agama, dan masalah-masalah lainnya. Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah masalah sosial.
Pengertian masalah sosial memiliki 2 pendefenisisan :
1. Pendefenisian menurut umum, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
2. Pendefenisian menurut para ahli, Menurut para ahli, masalah-masalah sosial adalah kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdaasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadapt kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan
Contoh:
Sebuah masalah baru bisa dikatakan sebagai suatu masalah sosial jika keadaannya dirasakan oleh banyak orang (masyarakat). tetapi tidak ada batasan tetang berapa jumlah orang yang harus merasakan masalah itu. Bila sebuah masalah mendapatkan suatu perhatian serta pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah itu adalah sebuah masalah sosial.
Kepekaan akan adanya maslah-masalah sosial biasanya dimulai oleh para ahli, para cendikawan, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Kondisi yang ada di situ menjadi masalah-masalah sosial kalau dapat mempengaruhi sebagian besar warganya.
B. KEBUDAYAAN, MASYARAKAT, DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL
Kebudayaan, dalam hal ini, dapat dilihat sebagai "MEKANISME KONTROL" bagi kelakuan dari tindakan-tindakan sosial-sosial manusia atau sebagai pola-pola bagi kelakuan kemanusian. Dalam masyarakat manusia mengembakan kebudayaannya. Ada yang diterima secara baik karena berkenaan dengan nilai-nilai moral yang didalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepet, seperti yang terjadi dalam masyarakat industri dengan teknolginya.
C. ILMU SOSIAL DASAR DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL
Ilmu sosial dasar, sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai akibat masalah-masalah sosial dalam masyarakat dan mengenai hakikat-hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Masalah dilihat sebagai rangka pendekatan yang melihat sasaran pembelajaraan sebagai suatau masalah objektif, dan yang dilihat juga dengan kaca mata subjektif (Parsupidi Suparlan,1981) Diharapkan objektif dan subjektif digabungkan untuk mewujudkan dalam adanya kepekaan mengenai masalah sosial yang disertai tanggung jawab dan kepribadian yang kuat dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah.
- MASALAH KENAKALAN REMAJA:
Istilah kenakalan remaja merupakan penggunaan lain dari istilah kenakalan anak sebagai terjemahan dari juvenile delinquency. pengertian juvenile delinquency ialah apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup. Bahwa kenakalan bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan yang melanggar norma masyarakat. Pada umumnya remaja menuntut dan menginginkan kebebasan dari orang dewasa lainnya dalam bertindak, akan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk mengatasi setiap permasalahan tersebut
JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA
Menurut Jensen (dalam Sarlito, 2012) membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu;
1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokkan, pembunuhan, dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
3. Kenakalan sosialyang tidak menimbulkaan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat.
4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka, dan sebagainya.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
*Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak.keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Pentingnya peran keluarga dalam proses perkembangan sosial anak, karena itu baik-buruknya struktur dalam keluarga memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaaruh yang positif terhadap perkembangan anak dan sebaliknya keluarga yang jelek akan memberikan pengeruh negatif. Sejak kecil anak menghabiskan banyak waktunya di dalam lingkungan keluarga, maka besar kemungkinan penyebab delinkuen timbul dari keluarga. Banyak remaja yang ketika di tengah lingkungan keluarga dan kerabat sendiri merasa tidak berarti, hanyut dan tidak mempunyai status sosial yang bermartabat, merasa terkungkung dan tidak bisa berkembang, ditengah gangnya anak-anak ini dapat menemukan kompensasi bagi segala kekurangannya. Pengaruh keluarga terhadap kenakalan remaja ialah anak-anak yang memiliki pola-pola kebiasaan delinkuen pada umumnya merupakan anak-anak yaang berasal dari keluarga yang berantakan/penuh konflik. Anak yang terlahir dari keluarga yang harmonis/penuh kasih sayang akan manunjukkan perilaku yang positif, sedangkan anak yang terlahir dari keluarga yang tidak harmonis akan berperilaku negatif dan memandang dunia penuh dengan rasa kecurigaan (merasa tidak aman dan nyaman) sehingga mencari tempat yang bersedia menerima mereka dengan baik diluar lingkungan keluarga, biasanya lingkungan ini dapat mendorong anak untuk bertingkah laku negatif yang mengarah pada perilaku delinkuen.
*Lingkungan Sekolah
Bahwa sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. bahwa Setiap pendidikan menyiratkan bahwa pendidikan sebagai proses sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya. Kultur/budaya akademis, kritis dan kreatif, serta sportif harus terbina dengan baik demi terbentuknya kestabilan emosi sehingga tidak mudah goncangan dan menimbulkan akses-akses yang mengarah kepada perbuatan-perbuatan berbahaya serta kenakalan. Menurut penelitian, bila dibandingkan dengan anak yang tidak nakal, pada umumnya anak nakal tampak terbelakang dalam pendidikan sekolahnya.
*Lingkungan Masyarakat
Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik langsung maupun tidak langsung. Dikalangan masyarakat banyak sekali terjadi kejahatan seperti: pencurian, pembunuhan, pelecehan seksual, gelandangan, penganiayaan.
DAMPAK KENAKALAN REMAJA:
1. Kenakalan dalam keluarga: remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah odalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
3. Kenakalan dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
4. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
5. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangguan kejiwaangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
6. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
7. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik (kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan umum bahwa ada hubungan negatif antara keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya (perilaku menyimpang yang dilakukanoleh remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluuruhan Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja dengan memberikan program-program untuk mengisi waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan.
SARAN
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah ' di era modern ini. Hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja. atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya (Kenakalan Remaja). Walaupun kenakalan remaja diangap lumrah dan lazim dilalui oleh remaja serta merupakan aspek Perkembangan dalam krun masa tahap2 perkembangannya, namun kenakalan remaja ini bukanlah hal perkembangan yang mutlak harus dilalui oleh remaja.hal ini tentunya juga dapat dicegah atau minimal dikurangi dengan pendekatan2 emosional serta ikatan hubungan yang baik dari lingkungan sosialnya, dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua sebagai lingkungan sosial terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak) akan merasa diperhatikan, dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para remaja itu untuk menemukan identitas dirinya dalam proses identifikasi diri. Komunikasi yang intens juga sangat membantu anak untuk mengenali dan memahami masalah yang dihadapinya serta merasa aman dan nyaman ketika bersama orang2 terdekatnya. Karena tidak jarang, kenakalan remaja disebabkan oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan panutan dalam pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap perubahan2 dan perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun mentalnya dengan lingkungan sosialnya.
Sumber informasi : ILMU SOSIAL DASAR TEORI DAN KONSEP ILMU SOSIAL DR. M. Munandar Soelaeman
Tahun Penerbitan : BANDUNG:ERESCO, 1998
Pertama saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena berkat dan hikmah makalah ini bisa saya buat dan selesai. Artikel ini saya buat agar kita dapat memperluas ilmu sosial dasar kita yang ada disekitar kita.
-PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan yang prinsipil.Ilmu sosial dasar memberikan dasar-dasar pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat kepada mahasiswa, yang diharapkan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahan masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan hubungan yang harmonis kepada masyarakat.Ilmu sosial dasar menyajikan pemahaman mengenai hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah—masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif.
-PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR MENURUT PARA AHLI
Peran filsafat ilmu pengetahuan adalah memeriksa sebab akibat dengan bertitik tolak pada gejala ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari menggali tentang kebenaran,kepastian,objektivitas dab abstraksi,intuisi serta dari mana asal dan ke mana arah pengetahuan.Pemetaan wilayah filsafat ilmu dalam lingkungan manusia,meliputi tiga jawaban dari pertanyaan:
1.Apa yang dapat saya ketahui(Epistemologi)?
2.Apa yang dapat saya lakukan(Axiologi)?
3.Apa yang dapat saya harapkan(Ontologi)?
Epistemologi artinya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gejala empiris (Suriasumantri, 1987:106). Epistemologi sebagai cabang filsafat yang mengkaji hakekat pengetahuan,meliputi empat ciri khas yaitu:
1 Sumber pengetahuan,diperoleh melalui penalaran(rasio)proses dedukasi dan dengan cara pengalaman kongkrit (empiris) proses induksi.keduanya melahirkan kelompok rasionalitas dan empiris,yang oleh Kant disintesakan
2. Batas ilmu pengetahuan,yang diketahui hanyalah gejala yang merupakanpenampakan kesadaran inderawi batas ruang dan waktu.Struktur
3. Struktur artinya ada yang ingin mengetahui sesuatu,subjk yang menilit,serta ada objek yang hendak diteliti.
*PEMIKIRAN TOKOH ILMU SOSIAL (MAX WEBER, KARL MARX, EMILE DURKHEIM)
1. Max Weber (1864-1920)
Max Weber lahir tahun 1864 di Jerman. Ia mendalami ilmu hukum di Universitas Berlin dan Universitas Heidelberg. Tahun 1889, max weber membuat disertasi berjudul “a Contribution to the History of Medieval Bussines Organizations”. Karirnya berawal dari dosen ilmu hukum di Universitas Berlin, Universitas Freiburg dan Universitas Heidelberg. Menjelang akhir hidupnya, Weber mengajar di Universitas Wina dan Universitas Munich. Ia juga seorang konsultan dan peneliti.
Pemikiran Weber cukup relevan untuk kondisi masyarakat Indonesia saat ini,dimana Weber menguraikan tentang tindakan individu arti subyektif, tipe ideal, tipe tindakan individu,stratifikasi, tipe otoritas, dan orientasi agama. Pandangan tersebut dapat digunakan sebagai alat analisis untuk menafsirkan pola tindakan masyarakat dewasa ini yang cenderung "unik" dibandingkan dengan pola tindakan sebelum reformasi.
Sebagaimana diketahui ilmu sosial mempunyai perhatian pada masalah kehidupan manusia (individu), kehidupan masyarakat dan berbagai prakonsepsi tentang disiplin ilmu sosial. Akibat perhatian tersebut menghasilakn berbagai refleksi pemikiran dari perjalanan atau pengalaman hidupnya, baik yang berdimensi material maupun spiritual. Perkembangan ilmu sosial berkaitan dengan sistem berpikir, dimana teori dan asumsi yang mendasar senantiasa dalam konteks sejarah dan biografi.
Pokok Pemikiran Weber:
#Tindakan individu dalam arti subjektif. Menurut posisi nominalis termasuk Weber bahwa hanya individulah yang riil secara objektif, sedangkan masyarakat hanyalah satu nama yang menunjuk pada sekumpulan individu. Pemahaman subjektif (verstehen) adalah sebagai metode untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai arti subjektif tindakan sosial. Dalam hal ini yang penting adalah empati: yaitu kemampuan menempatkan diri pada kerangka berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan juga situasi serta tujuan-tujuannya mau dilihat menurut perspektif.
#Tipe ideal menurut Weber adalah suatu teknik metodologi dengan cara penekanan yang berat sebelah (berpihak) mengenai suatu pokok pandangan atau lebih, sintesa gejala-gejala individual kongkrit, tersebar, sifatnya sendiri-sendiri yang ada atau tidak ada, kurang lebih diatur menurut titik pandang yang diberi tekanan secara berat sebelah ke dalam suatu konstruksi analitis yang terpadu
#Stratifikasi sosial dasarnya adalah ekonomi,budaya dan politik. Ukuran ekonomi dasarnya sumber dalam kesempatan hidup, pemilihan benda untuk memperoleh kesempatan, kondisi komoditas dalam pasar tenaga kerja. Untuk kelompok status dasarnya kehormatan atau prestise
Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi negri diharapkan memeiliki 3 jenis kemmpuan yang meliputi Personal,Akademis, dan Kemampuan profesional;
-Kemampuan Personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan miliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kerpribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keragamaan, kemasyarakatan, dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
-Kemampuan Akademis adalah Kemampuan untuk berkomunikasi secara baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sistematis, dan analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengindetifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatif pemecahan.
-Kemampuan Profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
2. Karl Marx (1881-1883)
Karl Heinrich Marx lahir di Trier, Provinsi Rhein, Kerajaan Prussia pada 5 Mei 1818 dan meninggal di London pada 14 maret 1883 (Prussia adalah kerajaan di jerman tahun 1701-1918). Marx adalah seorang keturunan keluarga kelas menengah atas, yang beragama Yahudi. Relevansi pemikirian Marx dewasa ini,berhubungan dengan adanya kecendrungan pergeseran pemikiran dan sikap masyarakat Indonesia dari pandangan masyarakat selaras,serasi,dan seimbang serta stabilitas dan dinamis, ke arah masyarakat yang terbuka,demokratis,bebas menyatakan pendapat, bahkan cenderung menimbulkan konflik akibat pandangan demokrasi yang disalahtafsirkan
Marx dalam hal ini mengajukan pandangan-pandangan tentang asumsi-asumsi kontradiksi dan merupakan proses yang terus menerus sebagai bahan dialektika.Semua masyarakat dalam keadaan bergerak sebab mengandung unsur-unsur kekuatan yang saling bertentangan. Masyarakat terdiri dari oposisi-oposisi yang terus berjuang untuk mencapai suatu kedudukan tertentu. Revolusi untuk memperoleh perjuangan tersebut adalah dapat dicapai melalui sintesis baru yang akhirnya tiada lain adalah pertentangan.
Beberapa asumsi struktural konflik yang diajukan Marx antara lain:
#Fenomena dunia sosial adalah berkarakter selalu mengalir dan berubah, dengan perubahan yang teratur, seragam dan rutin. Pola-pola perubahan fenomenal sosial diperlihatkan pada hubungan sosial manusia dalam keteraturan ekonomi, seperti perlunya meningkatkan nafkah kehidupan yang berat dan berdampak pada seluruh struktur masyarakat.
#Keanekaragaman kehidupan manusia dan perilaku dibentuk oleh institusi sosial baik itu primitif atau feodal dan kapitalis.
#Dasar filosofinya adalah materalisme sejarah.
Pokok-Pokok Teori dan Pemikiran Karl Marx yang terkenal diantaranya adalah:
#Teori Matrialisme Historis ; Bukanlah ide yang akan menentukan realitas, akan tetapi realitas sosial yang akan menentukan cara bagaimana manusia berfikir.
#Metode Dialektika ; Dialektika adalah sebuah proses dimana elemen antar individu ataupun kelompok saling bersitegang dan berlawanan dalam memaknai sebuah posisi sosial ataupun sudut pandang argumentasi.
#Teori Nilai Lebih ; Sistem kapitalisme bagi Marx tak ubahnya seperti alat penindasan dan perbudakan baru di zaman modern.
#Teori Alienasi / Keterasingan ; Alam produksi kapitalisme selalu menciptakan kesengsaran terhadap buruh. Buruh bekerja siang dan malam mereka selalu diberi target produksi yang cukup tinggi yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
#Teori Perjuangan Kelas ; Marx merumuskan hal-hal yang harus dilakukan oleh buruh untuk melakukan kegiatan perlawanan dan mengorganisir gerakan untuk menjatuhkan sistem kapitalisme.
Karl Marx adalah seorang rendah hati dan berjiwa humanis, ia pernah berkata bahwa “filsuf hanya menggambarkan tentang bagaimana dunia, padahal yang dibutuhkan adalah bagaimana cara mengubah dunia.” Ketika melihat Marx kita harus mengetahui apa yang ingin ia sampaikan dan ide-idenya tentang masyarakat humanis
3.EMILE DURKHEIM (1858-1917)
Lahir di Epinal propinsi Lorraine, Perancis Timur pada tanggal 15 April 1858. Dia termasuk dalam tokoh Sosiologi yang memperbaiki metode berpikir Sosiologis yang tidak hanya berdasarkan pemikiran-pemikiran logika filosofis tetapi Sosiologi akan menjadi suatu ilmu pengetahuan yang benar apabila mengangkat gejala sosial sebagai fakta-fakta yang dapat diobservasi.
Dia dilahirkan dalam keluarga agamis namun pada usia belasan tahun minat terhadap agama lebih akademis daripada teologis. Pada usia 21 tahun Durkheim diterima di Ecole Normale Superieure setelah sebelumnya gagal dalam ujian masuk. Di Universitas tersebut dia merupakan mahasiswa yang serius dan kritis, kemudian pemikiran Durkeim dipengaruhi oleh dua orang profesor di Universitasnya itu (Fustel De Coulanges dan Emile Boutroux).
Setelah menamatkan pendidikan di Ecole Normale Superieure, Durkheim mengajar filsafat di salah satu sekolah menengah atas (Lycees Louis-Le-Grand) di Paris pada tahun 1882 sampai 1887. Kemudian masih pada tahun 1887 (29 tahun) disamping prestasinya sebagai pengajar dan pembuat artikel dia juga berhasil mencetuskan sosiologi sebagai disiplin ilmu yang sah di bidang akademik karena prestasinya itu dia dirgai dan diangkat sebagai ahli ilmu sosial di fakultas pendidikan dan fakultas ilmu sosial di universitas Bourdeaux.
Pemikiran Durkheim tentang masyarakat dapat digunakan sebagai alat analisis kondisi masyarakat Indonesia pascareformasi (tahun 1998), yang menghadapi problem integrasi sosial. Durkheim dalam pemikirannya mengajukan pandangan tentang penafsiran masyarakat yang terintegrasi (solidaritas sosial), makna moral, kondisi hukum dan kondisi masyarakat anomi (tiada moral).
Problem sosial yang dihadapi Durkheim menjelang abad ke-19, adalah cepatnya pertumbuhan industri dan terjadinya destruksi masyarakat akibat konflik antar kelompok, antara kelompok greja dan negara, politik antiSemit dan tumbuhnya kelompok sosialis dan peristiwa "dreyfus" serta timbulnya unsur sosial baru. Akibat demikian timbul minat Durkheim untuk mengintegrasikan masyarakat(Perancis) dengan isu utama "solidaritas sosial".
Teori-Teori Menurut Durkheim
1. Solidaritas Mekanis
Solidaritas mekanik ini adalah masyarakat atau kelompok sosial yang didasarkan pada kesadaran kolektif,kebersamaan, dan hukum yang bersifat menekan. Ikatan dalam solidaritas mekanik terjadi karena kesamaan aktivitas dan merasa memiliki tanggung jawab yang sama, sehingga ikatan nya sangat erat. Solidaritas mekanik dibentuk oleh hukum represif. Hukum represif sendiri adalah hukum yang sifatnya mendatangkan penderitaan pada pelanggar. Sanksi nya sendiri bisa berupa perampasan kemerdekaan pada hidupnya.
2. Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah masyarakat yang didasarkan pada ketergantungan antar individu dan adanya spesialisasi pekerjaan . Dalam solidaritas organik motivasi nya biasanya karena ada faktor ekonomi seperti misalkan karena ia memiliki peran dalam sebuah kelompok atau masyarakat ia menginginkan gaji atau setidaknya balas jasa. Jadi dalam kegiatannya selalu berhubungan dengan faktor ekonomi dalam soldaritas organik ini.
Solidaritas organik juga dibentuk oleh hukum restitutif. Hukum restitutif ini tujuannya adalah hanya untuk memulihkan keadaan seperti semula, sebelum terjadinya kegoncangan akibat dari adanya kaidah yang dilanggar. Kaidah-kaidah tersebut menyangkut hukum perdata, hukum dagang, hukum administrasi, hukum Negara, hukum administrasi dan hukum Negara.
Kesimpulan tokoh parah ahli : Menyimpulkan pada ilmu sosial dasar yang mewujudkan keharmonisan pada masyarakat sekitar pada ruang lingkup politik, agama, ekonomi, budaya dan politik. Bertanggung jawab pada masalah yang dituju
-LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DASAR
Latar belakang diberikannya ilmu sosial dasar (ISD),adalah banyaknya kritik yang ditujukan kepada sitem pendidikan di perguruan tinggi oleh sejumlah cendikawan, terutama sarjana pendidikan, sosial, dan kebudayaan. mereka menganggap sistem pendidikan yang sedang berlangsung ini berbau kolonial, dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintahan belanda, yaitu kelanjutan dari "POLITIK BALAS BUDI" (etische politiek) yang dianjurkan oleh Cornard Theodore van Deventer. Sistem ini bertujuan menghasikan bertenaga-tenaga terampil untuk menjadi "TUKANG-TUKANG" yang mengisi birokasi mereka di bidang administrasi, perdagangan teknik dan keahlian lain, dengan tujuan eksplotasi kekayaan negara.
Ternyata sekarang masih dirasakan banyaknya tenaga ahli yang berpengatahuan keahlian secara khusus dan mendalam (spesialisasi), sehingga wawasannya sempit. Padahal, sumbangan pemikiran adanya komunikasi ilmiah antardisiplin ilmu diperlukan dalam berbagai masalah sosial masyarakat.Hal lain ialah, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang "ELITE" bagi masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak mengenali dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menara gaing yang banyak menghasilkan sarjana-sarjana. Sebagai upaya mengatasi kegusuran para cendikawan tersebut, diberikanlah ilmu sosial yang diterapkan
-TUJUAN ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu sosial dasar bertujuan membantu kita membuka pikiran dan wawasan dan kepribadian agar memproleh wawasan yang lebih luas, dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam mengahadapi manusia-manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia-manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pengulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
-MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR
Kehidupan manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan masalah kepada sosial. Masalah sosial ini timbul akbiat dan hubungan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dengan adadnya konflik dan perbedaan pendapat dalam masalah penduduk, sifat kependudukan, perkembangan kota, atau pun perkembangan sifat kebudayaan, dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Kedisplinan tergolong dalam ilmu sosial tentang hakikat masyarakat dengan prespektif yang berbeda-beda. Maka terdapat bermacam ragam keanekaragaman dalam melihat dan mempelajarinya hal ini telah disadari oleh NISBET (1961), Bahwa cara-cara untuk melihat masyarakat dan memahaminya hampir dapat dikatakan tidak ada batasnya.
A. MASALAH-MASALAH SOSIAL Masalah-masalah sosial hambatan untuk mencapai apa yang diinginkan. Masalah-masalah tersebut bermacam-macam dari masalah moral, sosial, politik, agama, dan masalah-masalah lainnya. Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah masalah sosial.
Pengertian masalah sosial memiliki 2 pendefenisisan :
1. Pendefenisian menurut umum, segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.
2. Pendefenisian menurut para ahli, Menurut para ahli, masalah-masalah sosial adalah kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdaasarkan atas studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadapt kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan
Contoh:
Sebuah masalah baru bisa dikatakan sebagai suatu masalah sosial jika keadaannya dirasakan oleh banyak orang (masyarakat). tetapi tidak ada batasan tetang berapa jumlah orang yang harus merasakan masalah itu. Bila sebuah masalah mendapatkan suatu perhatian serta pembicaraan yang lebih dari satu orang, masalah itu adalah sebuah masalah sosial.
Kepekaan akan adanya maslah-masalah sosial biasanya dimulai oleh para ahli, para cendikawan, pemimpin agama, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar. Kondisi yang ada di situ menjadi masalah-masalah sosial kalau dapat mempengaruhi sebagian besar warganya.
B. KEBUDAYAAN, MASYARAKAT, DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL
Kebudayaan, dalam hal ini, dapat dilihat sebagai "MEKANISME KONTROL" bagi kelakuan dari tindakan-tindakan sosial-sosial manusia atau sebagai pola-pola bagi kelakuan kemanusian. Dalam masyarakat manusia mengembakan kebudayaannya. Ada yang diterima secara baik karena berkenaan dengan nilai-nilai moral yang didalamnya masyarakat berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang cepet, seperti yang terjadi dalam masyarakat industri dengan teknolginya.
C. ILMU SOSIAL DASAR DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL
Ilmu sosial dasar, sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai akibat masalah-masalah sosial dalam masyarakat dan mengenai hakikat-hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Masalah dilihat sebagai rangka pendekatan yang melihat sasaran pembelajaraan sebagai suatau masalah objektif, dan yang dilihat juga dengan kaca mata subjektif (Parsupidi Suparlan,1981) Diharapkan objektif dan subjektif digabungkan untuk mewujudkan dalam adanya kepekaan mengenai masalah sosial yang disertai tanggung jawab dan kepribadian yang kuat dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah.
- MASALAH KENAKALAN REMAJA:
Istilah kenakalan remaja merupakan penggunaan lain dari istilah kenakalan anak sebagai terjemahan dari juvenile delinquency. pengertian juvenile delinquency ialah apabila perbuatan-perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat dimana ia hidup. Bahwa kenakalan bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan yang melanggar norma masyarakat. Pada umumnya remaja menuntut dan menginginkan kebebasan dari orang dewasa lainnya dalam bertindak, akan tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk mengatasi setiap permasalahan tersebut
JENIS-JENIS KENAKALAN REMAJA
Menurut Jensen (dalam Sarlito, 2012) membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu;
1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokkan, pembunuhan, dan lain-lain.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
3. Kenakalan sosialyang tidak menimbulkaan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat.
4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka, dan sebagainya.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
*Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak.keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Pentingnya peran keluarga dalam proses perkembangan sosial anak, karena itu baik-buruknya struktur dalam keluarga memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaaruh yang positif terhadap perkembangan anak dan sebaliknya keluarga yang jelek akan memberikan pengeruh negatif. Sejak kecil anak menghabiskan banyak waktunya di dalam lingkungan keluarga, maka besar kemungkinan penyebab delinkuen timbul dari keluarga. Banyak remaja yang ketika di tengah lingkungan keluarga dan kerabat sendiri merasa tidak berarti, hanyut dan tidak mempunyai status sosial yang bermartabat, merasa terkungkung dan tidak bisa berkembang, ditengah gangnya anak-anak ini dapat menemukan kompensasi bagi segala kekurangannya. Pengaruh keluarga terhadap kenakalan remaja ialah anak-anak yang memiliki pola-pola kebiasaan delinkuen pada umumnya merupakan anak-anak yaang berasal dari keluarga yang berantakan/penuh konflik. Anak yang terlahir dari keluarga yang harmonis/penuh kasih sayang akan manunjukkan perilaku yang positif, sedangkan anak yang terlahir dari keluarga yang tidak harmonis akan berperilaku negatif dan memandang dunia penuh dengan rasa kecurigaan (merasa tidak aman dan nyaman) sehingga mencari tempat yang bersedia menerima mereka dengan baik diluar lingkungan keluarga, biasanya lingkungan ini dapat mendorong anak untuk bertingkah laku negatif yang mengarah pada perilaku delinkuen.
*Lingkungan Sekolah
Bahwa sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. bahwa Setiap pendidikan menyiratkan bahwa pendidikan sebagai proses sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya. Kultur/budaya akademis, kritis dan kreatif, serta sportif harus terbina dengan baik demi terbentuknya kestabilan emosi sehingga tidak mudah goncangan dan menimbulkan akses-akses yang mengarah kepada perbuatan-perbuatan berbahaya serta kenakalan. Menurut penelitian, bila dibandingkan dengan anak yang tidak nakal, pada umumnya anak nakal tampak terbelakang dalam pendidikan sekolahnya.
*Lingkungan Masyarakat
Anak remaja sebagai anggota masyarakat selalu mendapat pengaruh dari keadaan masyarakat dan lingkungannya baik langsung maupun tidak langsung. Dikalangan masyarakat banyak sekali terjadi kejahatan seperti: pencurian, pembunuhan, pelecehan seksual, gelandangan, penganiayaan.
DAMPAK KENAKALAN REMAJA:
1. Kenakalan dalam keluarga: remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah odalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
3. Kenakalan dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
4. Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
5. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangguan kejiwaangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
6. Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
7. Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas, ditemukan bahwa remaja yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau perilaku menyimpang. Demikian juga dari keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat.Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya tinggi maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Dari analisis statistik (kuantitatif) maupun kualitatif dapat ditarik kesimpulan umum bahwa ada hubungan negatif antara keberfungsian sosial keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa semakin tinggi keberfungsian social keluarga akan semakin rendah kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak berfungsian sosial suatu keluarga maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya (perilaku menyimpang yang dilakukanoleh remaja. Berdasarkan kenyataan di atas, maka untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program-program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan social yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluuruhan Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang remaja dengan memberikan program-program untuk mengisi waktu luang, dengan meningkatkan program di tiap karang taruna. Program ini terutama diarahkan pada peningkatan sumber daya manusianya yaitu program pelatihan yang mampu bersaing dalam pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan.
SARAN
Kenakalan remaja semakin populer dan menjadi masalah yang 'lumrah ' di era modern ini. Hal ini akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja. atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya (Kenakalan Remaja). Walaupun kenakalan remaja diangap lumrah dan lazim dilalui oleh remaja serta merupakan aspek Perkembangan dalam krun masa tahap2 perkembangannya, namun kenakalan remaja ini bukanlah hal perkembangan yang mutlak harus dilalui oleh remaja.hal ini tentunya juga dapat dicegah atau minimal dikurangi dengan pendekatan2 emosional serta ikatan hubungan yang baik dari lingkungan sosialnya, dalam hal ini khususnya keluarga dan orang tua sebagai lingkungan sosial terdekatnya.karena dengan begitu, para remaja(anak) akan merasa diperhatikan, dipedulikan, yang kemudian akan dapat membantu para remaja itu untuk menemukan identitas dirinya dalam proses identifikasi diri. Komunikasi yang intens juga sangat membantu anak untuk mengenali dan memahami masalah yang dihadapinya serta merasa aman dan nyaman ketika bersama orang2 terdekatnya. Karena tidak jarang, kenakalan remaja disebabkan oleh rasa frustasi, kesulitan mencari sosok yang dapat dijadikan panutan dalam pola hidupnya serta kesukaran dalam penyesuaian terhadap perubahan2 dan perkembangan yang terjadi pada dirinya, baik dari aspek fisik maupun mentalnya dengan lingkungan sosialnya.
Sumber informasi : ILMU SOSIAL DASAR TEORI DAN KONSEP ILMU SOSIAL DR. M. Munandar Soelaeman
Tahun Penerbitan : BANDUNG:ERESCO, 1998
Komentar
Posting Komentar